Naga di Pinggir Kali Semarang (Kehidupan Etnis Tionghoa Tahun 2000-an)
Abstract
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kondisi kehidupan etnis Tionghoa di Semarang pasca Orde Baru. Metode penelitian yang digunakan berdasarkan metode sejarah meliputi heuristik atau pengumpulan sumber, kritik internal dan eksternal terhadap sumber, interpretasi atau penafsiran, dan historiografi. Artikel ini menggunakan sumber berupa wawancara dan sumber tekstual yang diperoleh dari Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah, Pusat Dokumentasi Suara Merdeka, Monumen Pers Solo yang menyimpan berbagai literatur berupa surat kabar sezaman, majalah sezaman, dan dokumen pemerintah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa etnis Tionghoa di Semarang memperoleh kemerdekaan dalam beribadah dan mengekspresikan kebudayaan di ruang publik sejak tahun 2000. Era ini memberikan angin segar bagi etnis Tionghoa karena mulai memperoleh kebebasan dan hak-haknya sebagai warga negara Indonesia. Simpulan penelitian yakni masa reformasi memberikan sentuhan positif bagi kelayakan hidup etnis Tionghoa, menjadi sejajar dengan etnis lain di Indonesia.
Kata Kunci: Budaya, Pecinan, Semarang, Tionghoa.
References
Alamsyah, D. A., Purwaningsih, S. M. (2019). Harmonisasi Hubungan Antara Etnis Tionghoa dengan Etnis lainnya di Surabaya pada Masa Kerusuhan Mei 1998. Avatara, e-Journal Pendidikan Sejarah, 7(1), 1–9. https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/avatara/article/view/27422
Alkatiri, Z. Z., Moeliono, V. I., & Waworuntu, A. L. (2015). The Failure of Indonesian Integration in the Reform Era: a Case of Semarang`s Chinese Community. International Journal of Social Science Studies, 3(2), hlm. 61–70. https://doi.org/10.11114/ijsss.v3i2.630
Anis, M., & Sari, Y. (2018). anis, madhan, & Sari, Y. (2020). Kesenian Barongsai Sebagai Sarana Pembauran Masyarakat Tionghoa di Aceh Tamiang. Seuneubok Lada: Jurnal Ilmu-Ilmu Sejarah, Sosial, Budaya Dan Kependidikan, 5(2), 207-223. Retrieved from https://ejurnalunsam.id/index.php/jsnbl/article/view/2100
Arichin, R. (12, Februari 2002). Imlek di Tengah Konflik Sosial. Suara Merdeka
Asep, A. (14, Januari 2001). “Imlek, Malah Tidak Ada Acara Ritual yang Khusus”. Suara Merdeka
Asikin, S. (17, Januari 2004). “Setelah Ketakutan Menahun Itu”. Suara Merdeka
Bernas, B. (5, Februari 1992). “Barongsay Itu Sudah Mati”. hlm. 1 & 11. Diakses pada 23 November 2023.
Choironi, R. (2004). Karakteristik Ruang Baru, Pecinan Semarang. Masters Thesis. Program Pascasarjana Universitas Diponegoro. http://eprints.undip.ac.id/12016/
Christie, R., Michaela, M., Kheista, K., & Chandrawinata, M. (2023). Pluralisme Agama Dalam Konteks Kehidupan Kebangsaan Multikultural. Innovative: Journal Of Social Science Research, 3(5), 758–765. Retrieved from https://j-innovative.org/index.php/Innovative/article/view/4920
Dawis, A. (2010). Orang Tionghoa Berorganisasi: Yang Kini Lanjutan Dari Masa Lalu?’, dalam I. Wibowo dan Thung Ju Lan, editor, Setelah Air Mata Kering: Masyarakat Tionghoa Pasca peristiwa Mei 1998. Kompas. Jakarta
Debby, T. R., & Dewi, S. P. (2019). Transformasi Sosio-Spasial Kawasan Pecinan Kota Semarang. Jurnal Pengembangan Kota, 7(1), hlm. 46. https://doi.org/10.14710/jpk.7.1.46-56
Effendi, W., Mihardja, S., Masyhuri, A. A., Sihotang, S., & Tarigan, K. P. (2006). SBKRI Analisis dan Hasil Pemantauan. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Jakarta
Fikri, I. M. & A. (2012). Bapak Tionghoa Indonesia”, LKIS. Yogyakarta
Ginting, S. O. B., M, S., & Ekwandari, Y. (2019). Etnis Tionghoa pada Peristiwa Kerusuhan Mei 1998 di Jakarta. Jurnal Pendidikan Dan Penelitian Sejarah : PESAGI, 7(5), hlm. 1–12. http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/PES/article/view/19728#
Hariyono, P. (2006). Menggali Latar Belakang Stereotip dan Persoalan Etnis Cina di Jawa: Dari Jaman Keemasan, Konflik Antar Etnis Hingga Kini. Mutiara Wacana. Semarang
Husodo, S. Y. (1985). Warga Baru (Kasus Cina di Indonesia). Lembaga Penerbitan Yayasan Padamu Negeri. Jakarta
Issamsudin, I. (12, Februari 2002). “Antara Imlek dan Diskriminasi Etnis”. Suara Merdeka. Diakses pada 6 September 2023.
Joe, L. T. (2004). Riwayat Semarang. Hasta Wahana. Jakarta
Kuntowijoyo. (2013). Pengantar Ilmu Sejarah. Tiara Wacana. Yogyakarta
Law, P. (31, Januari 1995). “Imlek, Antara Tradisi dan Upaya Asimilasi”. Analisa, hlm. 4. Diakses pada 7 Desember 2023
Liana, L. (2005). Potensi Perayaan Tahun Baru Imlek di Kawasan Pecinan Semarang. Program Diploma Kepariwisataan Universitas STIKUBANK Semarang. Dinamika Kepariwisataan: Jurnal Pengembangan Ilmu-Ilmu Kepariwisataan & Perhotelan. 3(1). 253-264. https://www.unisbank.ac.id/ojs/index.php/pdk1/article/view/587
Munawar, Z. (2020). Pengelolaan Pajak di Kerajaan Mataram Islam Masa Sultan Agung, 1613-1645 M. JUSPI (Jurnal Sejarah Peradaban Islam), 4(1), 10–23. http://dx.doi.org/10.30829/juspi.v4i1.7251
Nanik, S. (2016). Multicultural: Karya Pelestarian Kearifan Lokal “Kesenian Barongsai dan Lion.” Media Nusa Creative. Malang
Nugroho, G. A. (13, Februari 2002). “Hotel-Hotel Menyambut Imlek: Barongsai, Lampion, dan Tarian Asli Cina”. Suara Merdeka, hlm. 14. Diakses pada 6 September 2023
Nugroho, G. A. (13, Februari 2002). “Keriuhan Imlek dan Kisah Nian”. Suara Merdeka. Diakses pada 6 September 2023
Nugroho, G. A. (27, Februari 2002). “Liong Door to Door ke Toko Emas”. Suara Merdeka, hlm. 13–14. Diakses pada 6 September 2023
Nurhajarini, D, R, D. (2019). Kota Pelabuhan Semarang dalam Kuasa Kolonial: Implikasi Sosial Budaya Kebijakan Maritim Tahun 1800an-1900an. Balai Pelestarian Nilai Budaya (BNBP) Yogyakarta. Yogyakarta
Nurhidayah, A. R. (2023). Memupuk Persaudaraan Pasca Kerusuhan Toleransi Beragama Di Surakarta, 1998-2004. Skripsi. Departemen Sejarah Peradaban Islam Universitas Islam Negeri Raden Mas Said Surakarta. https://eprints.iain-surakarta.ac.id/6731/1/Full%20Skripsi%20Resty.pdf
Pramana, M. G. G. (2011). Pelaksanaan Penggantian Nama Tionghoa dan Pengaruhnya Terhadap Usaha Mencapai Kesetaraan Sosial di Kalangan WNI Keturunan Tionghoa di Kelurahan Jagalan Semarang. Skripsi. Universitas Diponegoro. https://repository.unsri.ac.id/71459/9/RAMA_74201_02011281823191_0012046302_0018077902_01_front_ref.pdf
Putro, Y. A., Atmaja, H. T., & Sodiq, I. (2017). Konflik Rasial Antara Etnis Tionghoa dengan Pribumi Jawa di Surakarta Tahun 1972-1998. Journal of Indonesian History, 6(1), hlm. 66–74. https://journal.unnes.ac.id/sju/jih/article/view/20031
Rahardjo, T. (2005). Kebijakan Pemerintah Tentang Etnis Cina. Dialogue JIAKP, 2(2), hlm. 780–802. https://ejournal.undip.ac.id/index.php/dialogue/article/view/465
Rasid, F. (2017). Gus Dur Dan Agama Konghucu Di Indonesia. Skripsi. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34724/2/FAUR%20RASID-FU.pdf
Reny, M., & Asep, B. S. (14, Januari 2001). “Menu Khas Menyambut Imlek: Misoa dan Soun Perlambang Panjang Umur”. Suara Merdeka. Diakses pada 23 Agustus 2023
Ricklefs, M. . (2008). Sejarah Indonesia Modern. Serambi. Jakarta
Sanjaya, I., Suswandari, S., & Gunawan, R. (2022). Nilai–nilai tradisi budaya Cap Go Meh pada masyarakat Cina Benteng di Tangerang sebagai sumber pembelajaran di sekolah. Satwika : Kajian Ilmu Budaya Dan Perubahan Sosial, 6(2), 384–401. https://doi.org/10.22219/satwika.v6i2.23163
Shandy, P. N. (2014). Instruksi Presiden No. 14 Tahun 1967 dan Dampaknya Terhadap Kehidupan Budaya & Ekonomi Keturunan Tionghoa di Pecinan Semarang, 1967-2002. Masters Thesis. Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang. http://eprints.undip.ac.id/44328/
Siauwgioktjhan. (1977). Lahirnya Konsepsi Asimilasi. Yayasan Tunas Bangsa. Jakarta
Suara Karya. 18 Februari 1980. “Tradisi Imlek Kian Melenyap”. hlm. 1. Diakses pada 7 Desember 2023
Suara Merdeka. 12 Februari 2002. “Barongsai Keliling di Pecinan: Pengemis Padati Klenteng Gang Lombok”. hlm. 12. Diakses pada 6 September 2023
Suara Merdeka. 12 Februari 2002. “PMII Usul Imlek Jadi Hari Libur Nasional”. hlm. 4. Diakses pada 6 September 2023
Suara Merdeka. 14 Februari 2002. “Red Town Festival Meriahkan Imlek”. Diakses pada 6 September 2023
Suara Merdeka. 16 Februari 1999. “Rayakan Imlek, Hanya Berdoa”. Diakses pada 6 September 2023
Suara Merdeka. 21 Januari 2001. “Diawali dengan Membersihkan Rumah”. hlm. 19. Diakses pada 23 Agustus 2023
Suara Merdeka. 21 Januari 2001. “Imlek 2552, Awal Kebangkitan Kong Hu CU”. Diakses pada 23 Agustus 2023
Suara Merdeka. 21 Januari 2002. “Dirayakan, Meski Tak Semeriah Tahun Baru Masehi”. Hlm 7. Diakses pada 23 Agustus 2023
Suara Merdeka. 24 Januari 2001. “Cap Go Meh, Pesta Perayaan Imlek”. Diakses pada 23 Agustus 2023
Subagyo, Slamet. 24 Januari 2001. “Gong Xi Fa Cai: Sin Cun Kiong Hie”. Suara Merdeka. Diakses pada 23 Agustus 2023
Sujarwoko. (2008). Politics of ethnic discrimination and resistance: The Chinese ethnic in Indonesia 1998-2008. Tesis. https://thesis.eur.nl/pub/7032/Sujarwoko PAD.pdf
Sukmanasa, Elly, dkk. (2020). Pendampingan Pembuatan Media Pembelajaran Powtoon Bagi Guru Sekolah Dasar Gugus 1 Kota Bogor. Transformasi: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 16(1), 95–105. https://doi.org/https://doi.org/10.20414/transformasi.v16i1.2140
Suliswati, D. dan F. R. (2020). Kebijakan Pemerintah Desa Lowayu Kecamatan Dukun Kabupaten Gresik Dalam Rekontruksi Ekonomi Pasca Pandemi Covid-19. Prosiding Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat, 7(2), 348–359. https://doi.org/https://doi.org/10.24198/jppm.v7i2.28977
Suliyati, T. (2011). Penerapan Feng Shui Pada Bangunan Kelenteng Di Pecinan Semarang. Jurnal Sabda, 6(1), 1–16. http://eprints.undip.ac.id/3255/2/11_artikel_B’_Titiek.pdf
Suryaningtyas, Amelia & Weningsyastuti, R. (2018). Eksistensi dan Streotip Etnis Tionghoa Dalam Kehidupan Sosial Masyarakat. Media Informasi Penelitian Kesejahteraan Sosial, 42(3), 235–240. https://ejournal.kemsos.go.id/index.php/mediainformasi/article/view/2232
Susilo, A. & S. (2019). Perkembangan Surulangun Pada Masa Onder Afdeling Rawas. Nusa Litera Inspirasi. Cirebon
Susilo, A., & Asmara, Y. (2023). Pelestarian Desa Budaya Batu Urip Sebagai Sejarah Budaya Lokal Kota Lubuk Linggau. Tamaddun: Jurnal Kebudayaan Dan Sastra Islam, 23(2), 78–83. https://doi.org/10.19109/tamaddun.v23i2.20433
Susilo, A., & Sofiarini, A. (2018). Gajah Mada Sang Maha Patih Pemersatu Nusantara di Bawah Majapahit Tahun 1336 M - 1359 M. Kaganga: Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial Humaniora. 1(1), 62–71. https://doi.org/10.31539/kaganga.v1i1.233
Utomo, W. P. (2020). Perkembangan Kuliner Tionghoa dari Rumah Makan Sampai Restoran Besar Semarang 1985-1991. Under Graduates thesis, Universitas Negeri Semarang. https://lib.unnes.ac.id/38879/
Wasino, W., Putro, S., Aji, A., Kurniawan, E., & Shintasiwi, F. A. (2019). From Assimilation to Pluralism and Multiculturalism Policy:State Policy Towards Ethnic Chinese in Indonesia. Paramita: Historical Studies Journal, 29(2), hlm. 213–223. https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/paramita/article/view/20869
Waspada. 11 Februari 2002. “Anggota DPRDSU Sarankan Imlek Jadi Hari Libur Nasional”. hlm. 3. Diakses pada 30 April 2024
Wijayati, P. A., Purwanto, B., MArgana, M. (2019). Sejarah Sosial Pasar Johar Semarang Abad ke-20. Disertasi. Universitas Gajah Mada. https://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/169202
Yuanzhi, K. (2015). Muslim Tionghoa Cheng Ho: Misteri Perjalanan Muhibah di Nusantara. Yayasan Pustaka Obor Indonesia. Jakarta
Copyright (c) 2024 Rendi Febrian Saputra, Putri Agus Wijayati
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.