Makna Simbolik Ritual E’eruk pada Orang Mentawai

  • Agustinus Agustinus Universitas Andalas
  • Sri Setyawati Universitas Andalas
  • Maskota Delfi Universitas Andalas

Abstract

Penelitian ini membahas tentang makna simbolik ritual atau Puliaijat E’eruk yang merupakan salah satu pranata sosial religius masyarakat Mentawai yang berusaha menjalin komunikasi dengan alam gaib atau roh. Penelitian ini dilakukan di Desa Matotonan, Siberut Selatan, Kabupaten Kepulauan Mentawai. Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif etnografi dengan menggunakan teori makna simbolik Victor Turner. Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengamatan, observasi partisipasi, wawancara mendalam, dokumentasi dan audiovisual, dan studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan temuan peneliti sebanyak 26 simbol yang terdapat dalam pelaksanaan ritual E’eruk (pembersihan diri) salah satunya adalah daun aileleppet (daun ungu/Graptophyllum sp) yang digunakan oleh sikerei sebagai simbol kesejukan. Simbol-simbol tersebut sebagai representasi kehidupan masyarakat Mentawai khususnya di Rereiket dan sekaligus sebagai identitas kebudayaan masyarakat Mentawai. Simpulan penelitian ini menunjukkan bahwa melalui ritual E’eruk masyarakat Mentawai menjaga keseimbangan alam serta cara beradaptasi dengan gejala alam, lingkungan dan spiritual yang dilakukan melalui ritual yang sakral.

Kata Kunci: Arat Sabulungan, Makna Simbolik, Mentawai, Puliaijat E’eruk.

References

Ave, W., dan Satyawan, S. (1990). Medicinal Plants of Siberut. A Worldwide Fund for Nature Report. Switzerland

Coronese, S. (1986). Kebudayaan Suku Mentawai. Grafidian Jaya. Jakarta

Creswell, W. J. (2015). Penelitian Kualitatif dan Desain Riset Memilih diantara Lima Pendekatan. Pustaka Pelajar. Yogyakarta

Delfi, M. (2012). Sipuisilam dalam Selimut Arat Sabulungan Penganut Islam Mentawai di Siberut. Al-Ulum: Jurnal Studi Islam, 12(1). 1-34. https://journal.iaingorontalo.ac.id/index.php/au/article/download/88/72

Derung, T. N., Ghoba, K. K., Ardila, M., & Pandity, Y. I. I. W. (2022). Totemisme Mentawai: Menggali Makna Arat Sabulungan dalam Pembangunan Uma bagi Orang Mentawai. Theos: Jurnal Pendidikan Dan Theologi, 2(8), 264–273. https://doi.org/10.56393/intheos.v2i8.1276

Glossanto, K. (2020). Sabulungan Dalam Tegangan Identitas Budaya: Kajian Religi Orang Mentawai di Siberut Selatan. Retorik: Jurnal Ilmu Humaniora, 8(11), 10–23. https://doi.org/10.24071/ret.v8i1.4671

Hernawati, S, T. (2007). Uma: Fenomena Keterkaitan Manusia Dengan Alam. Yayasan Citra Mandiri. Padang

Irwandi, A., & Delfi, M. (2022). Siasat Kebudayaan: “Sainak” Dalam Relasi Manusia-Alam Di Sarereiket Kepulauan Mentawai. Sosial Budaya. 19(2). http://dx.doi.org/10.24014/sb.v19i2.19349

Islami, M. Z., Nisa, A. K., Fitri, N. A., Wajdi, M. F., Situmorang, K., Sartini, S., & Selamat, I. L. B. (2023). Arat Sabulungan as A Sacred Ecology: Sustainable Consumption and Climate Change Adaptation Among the Mentawai Tribe. Sosial Budaya, 20(1), 24. https://doi.org/10.24014/sb.v20i1.22248

Maxwell, J. A., & Miller, B. A. (2008). Categorizing and connecting strategies in qualitative data analysis. In S. N. Hesse-Biber & P. Leavy (Eds.), Handbook of emergent methods (pp. 461–477). The Guilford Pres

Michal, U. (2020). Victor Turner’s Theory of Symbols: The Symbolism of a Religious Site and Object in a Rural Environment in Eastern Slovakia. Religion and Society in Central and Eastern Europe, 13(1), 21–41. http://dx.doi.org/10.20413/rascee.2020.13.1.21-41

Rudito, B. (2013). Bebetei Uma Kebangkitan Orang Mentawai: Sebuah Etnografi. Gading dan Indonesia Center for Subtainable Development (ICSD). Yogyakarta

Rudito, B., & Sunarseh, S. (2013). Masyarakat dan Kebudayaan Orang Mentawai. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Barat. Padang

Sahar, S. (2019). Kebudayaan Simbolik; Etnografi Religi Victor Turner. Sosioreligius: Jurnal Ilmiah Sosiologi Agama, 4(2), 1–12. https://doi.org/10.24252/sosioreligius.v4i2.13320

Satoko, M. S., & X, I. P. (2023). Katekese Inkulturasi tentang Makna Budaya “Arat Sabulungan” dalam Masyarakat Suku Mentawai. Jurnal Pelayanan Pastoral (JPP), 4(2), 79–87. https://doi.org/10.53544/jpp.v4i2.367

Schefold, R. (1985). Kebudayaan Tradisional Siberut. In Pulau Siberut. Bhratara Karya Aksara. Jakarta

Schefold, R. (1991). Mainan Bagi Roh: Kebudayaan Mentawai. Balai Pustaka. Jakarta

Singh, M., Kaptchuk, T. J., & Henrich, J. (2021). Small Gods, Rituals, and Cooperation: The Mentawai Crocodile Spirit Sikameinan. Evolution and Human Behavior, 42(1), 61–72. https://doi.org/10.1016/j.evolhumbehav.2020.07.008

Spradley, P. J. (2006). Metode Etnografi. Tiara Wacana. Yogyarkata

Tulius, J., & Burman-Hall, L. (2022). Primates and Birds of Sabulungan Roles of Animal in Sculptures, Shamanic Songs and Dances, and the Belief System of Traditional Mentawaians. Wacana, 23(2), 451–490. https://doi.org/10.17510/wacana.v23i2.1090

Victor, T. (1967). The Forest of Symbols, Aspects of Ndembu Ritual Ithaca. Cornell University Press. New York

Yulia, R., Zulfa, Z., & Naldi, H. (2018). Improving the Government Policy on the Arat Sabulungan Traditional in Mentawai Island. Tawarikh: Journal of Historical Studies, 10(1), 59–74. https://doi.org/10.2121/tawarikh.v10i1.1060
Published
2024-11-26
Abstract viewed = 0 times
PDF downloaded = 0 times