Analisis Nilai-Nilai Budaya dalam Cerita Rakyat Bujang Kurap dengan Menggunakan Pendekatan Semiotika

  • Dedy Firduansyah Universitas PGRI Silampari
  • Willy Lontoh Universitas PGRI Silampari

Abstract

This study aims to identify, reveal, interpret and find cultural values in the folklore "Bujang Kurap" in Lubuklinggau City. This type of research is qualitative research using an interpretive research model. RESULTS from the folklore "Bujang Kurap" has a meaning consisting of: Honesty, ethics, mutual respect, tolerance, and self-confidence. This meaning is closely related to the cultural values of the city of Lubuklinggau such as: cempalatangan, cempakamouth, kerapati, begubalan and perjury. As for the relevance to character education, namely Religious, help, hard work, honesty, responsibility, humility. The conclusion of this study is that the folklore "Bujang Kurap" originates from the tribal community. there are those who think this story is just folklore or legend, but there are also those who believe that this story is genuine because there are historical relics and also leaves moral messages, local cultural values such as advice or normal customs.

 

Keywords: Bujang Kurap, Cultural values, Semiotics

References

Arifin, I., & Wahyudi, W. (2018). Penguatan Kepemimpinan Pendidikan Karakter di Era MEA dan Globalisasi. (Cet 1). Universitas Negeri Malang. UM Press. Malang

Budiman, K. (1999). Kosasemiotika. LKIS. Feminografi. Yogyakarta

Edwar, D. (1994). Sastra Daerah di Sumatra: Analisis, Tema, Amanat dan Nilai Budaya. Balai Pustaka. Jakarta

Emzir, E. & Rohman, S. (2016). Teori dan Pengajaran Sastra. Rajawali Press. Jakarta

Hutomo, S. (1991). Mutiara Yang Terlupakan Pengantara Studi Sastra Lisan. Komisariat Jawa Timur: Hikpunan Sejarah Sastra Indonesia

Gunawan., G. & Saepulrohim, A. (2012). Pendidikan Karakter: Konsep dan Implementasi. Alfabeta. Bandung

Khan, Y. (2010). Pendidikan Karakter Berbasis Potensi Diri: Mendongkrak Kualitas Pendidikan. Pelangi Publising. Yogyakarta

Dewantara, K. H. (2011). Kebudayaan: Bagian 2. Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa. Yogyakarta

Koentjaraningrat, K. (1990). Pengantar Ilmu Antropologi: Pokok-pokok Etnografi. Rineka Cipta. Jakarta

Lickona, T. (1991). Educating for Character: How Our School Can Teach Respect and Responsibility. Aucland: Batam Books. New York

Ratna, N. K. (2014). Peranan Karya Satra, Seni dan Budaya dalam Pendidikan Karakter. Pustaka Pelajar. Yogyakarta

Rohidi, T. R. (2000). Kesenian dalam Pendekatan Kebudayaan. Stisi Press. Bandung

Rusman, D. (2014). Filsafat Semiotika: Paradigma, Teori, dan Metode Interpretasi Tanda dari Semiotika Struktural Hinggal Hingga Dekonstruki Praktis. Pustaka Setia. Bandung

Sobur, A. (2006). Semiotika Komunikasi. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung

Sugiyono, S. (2015). Metode Penelitian & Pengembangan: Research and Development. Alfabeta. Bandung

Syam, S. (2012). Bujang Kurap Cerita Rakyat Musi Rawas-Lubuklinggau. Benny Institute. Jakarta

Triguna, I, B. G. Y, (2016). Pemangunan Karakter dan Pembangunan Diri Menurut Perspektif Agama Hindu. Dharmasmrti: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan. 14(27). 48-51. https://doi.org/10.32795/ds.v14i27.46

Yani, Z. (2021). Nilai-Nilai Ajaran Agama dalam Cerita Rakyat Bujang Kurap; Tujuh Lidi Sakti, Tujuh Mata Air di Kota Lubuklinggau. 10.31219/osf.io/bj7v9

Zoest, A. V., & Soekowati, A. (1993).
Semiotika: tentang tanda, cara kerjanya dan apa yang kita lakukan dengannya. Yayasan Sumber Agung Press. Jakarta
Published
2022-12-31
Abstract viewed = 103 times
pdf downloaded = 141 times