Penguatan Enam Literasi Dasar Melalui Penerapan Self Organizing Learning Environment (SOLE) Based Project di TBM Hestimora
Abstract
Agar siap menghadapi tantangan abad 21, TBM Hestimora terus melakukan upaya penguatan enam literasi dasar anak-anak melalui penerapan SOLE Based Project. Literasi dasar tersebut meliputi literasi baca tulis, literasi numerasi, literasi sains, literasi digital, literasi finansial dan literasi budaya dan kewarganegaraan. Penelitian ini mendeskripsikan bagaimana tahap-tahap penguatan literasi melalui berbagai program yang diterapkan SOLE Based Project tersebut dan memaparkan progres kemampuan literasi anak-anak TBM dari masa ke masa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif autoetnografi. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini lebih difokuskan dengan ingatan dari peneliti dan untuk melengkapi data tersebut dilakukan pengumpulan data lain yang di antaranya observasi, wawancara dan studi dokumentasi dengan melibatkan langsung pengelola dari TBM Hestimora dan anak-anak TBM sebagai subjek penelitian. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa kemampuan literasi anak sangat bergantung dengan bagaimana proses belajar yang dialami oleh masing-masing siswa. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya keberhasilan dalam menerapkan berbagai program yang mendorong meningkatnya kemampuan literasi anak TBM Hestimora.
Kata-kata Kunci: Literasi, SOLE Based Project, Anak-anak, TBM Hestimora
References
Dangwal, R., & Thounaojam, M. (2011). Self regulatory behaviour and minimally invasive (MIE) education: A case study in the Indian context. International Journal of Education and Development using Information and Communication Technology, 7(1), 120–140.
Dangwal, R., & Kapur, P. (2008). Children‘s learning processes using unsupervised ‗‗hole in the wall‘‘ computers in shared public spaces. Australasian Journal of Educational Technology, 24(3), 339–354.
Dangwal, R., & Kapur, P. (2009a). Learning through teaching: Peer-mediated instruction in minimally invasive education. British Journal of Educational Technology, 40(1), 5–22.
Dangwal, R., & Kapur, P. (2009b). Social networking effect at ‗‗HiWEL‘‘ kiosks amongst children. Multicultural Education & Technology Journal, 3(4), 290–305.
DeBoer, J. (2009). The relationship between environmental factors and usage behaviors at ‗Hole-in-thewall‘ computers. International Journal of Educational Development, 29(1), 91–98.
Edukasi101. (2023). Project Based Learning VS Problem Based Learning. Diakses pada 13 Oktober 2023, dari https://edukasi101.com/project-based- learning-vs-problem-based-learning/
Gurudikdas. (2020). Literasi Adalah Kompetensi Abad XXI. Diakses pada 13 Oktober 2023, dari https://gurudikdas.kemdikbud.go.id/news/Literasi- Adalah-Kompetensi-Abad-XXI
Inamdar, P., & Kulkarni, A. (2007). ‗Hole-In-The-Wall‘ computer kiosks foster mathematics achievement: A comparative study. Educational Technology & Society, 10(2), 170–179
Inamdar, P. (2004). Computer skills development by children using ‗Hole in the Wall‘ facilities in rural India. Australasian
Journal of Educational Technology, 20(3), 337–350.Mardhiyah dkk. (2021). Pentingnya Keterampilan Belajar di Abad 21 sebagai Tuntutan dalam Pengembangan Sumber Daya Manusia. Lectura: Jurnal Pendidikan. 12(1), 29-40.
Kemendikbud. (2017). Panduan Gerakan Literasi Nasional. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Copyright (c) 2024 Yuhesti Yuhesti
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.