Objektifikasi Perempuan dalam Film Uang Panai’ Mahal (Analisis Semiotika Roland Barthes)
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan objektifikasi perempuan dan mengidentifikasi ideologi dominan dalam sebuah teks. Sutradara film ini menggambarkan uang panai’ mahal sebagai bentuk peningkatan kesadaran terhadap budaya patriarki Indonesia dengan menghadirkan fakta sosial dan membuka perspektif baru tanpa mendiskreditkan perempuan. Teori utama yang digunakan adalah teori standpoint theory yang didukung dengan teori feminisme radikal lebertarian, dan konsep objektifikasi oleh Nussbaum dan Langton. Metode analisis yang digunakan ialah analisis sintagmatik dan paradigmatik (5 kode pembacaan) semiotika Roland Barthes. Temuan penting dalam penelitian ini adalah adanya bentuk objektifikasi perempuan dalam konsep Nussbaum dalam film uang panai’ mahal yang dilakukan oleh laki-laki, perempuan dengan sesama perempuan serta perempuan dengan dirinya sendiri. Dalam penelitian ini ditemukan bentuk objektifikasi seperti denial of autonomy, ownership, denial of subjectivity dan inertness. Gambaran bentuk objektifikasi perempuan dalam film uang panai’ mahal dilandasi dengan kehadiran ideologi patriarki yang mendominasi. Ditemukan pula asumsi bahwa adanya penyajian fakta sosial yang menyudutkan perempuan, penembahan karakter perempuan pendukung malah menambah tindakan objektifikasi, kurangnya konstruksi perlawanan perempuan terhadap objektifikasi, kurang dimunculkannya karekter terobjektifikasi pada saat objketifikasi dilakukan, dan karekter dominan seakan mengatur kehidupan karakter terobjektifikasi. Penelitian ini memberikan kontribusi yang signifikan dalam mengungkapkan pola-pola objektifikasi perempuan dalam industri film Indonesia. Dengan menyoroti aspek-aspek seperti interaksi antar karakter, representasi fakta sosial, dan ketidakselarasan kekuasaan, Penelitian ini membuka jalan untuk pemahaman yang lebih dalam tentang bagaimana perempuan digambarkan dalam karya film Indonesia. Melalui analisis yang teliti, penelitian ini dapat membantu mengidentifikasi tren dan pola yang mungkin terjadi dalam representasi perempuan dalam film, serta mengungkapkan bagaimana hal tersebut dapat mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap gender dan peran perempuan dalam kehidupan nyata.
Kata Kunci: Film, Objektifikasi, Perempuan, Semiotika
References
Hasfi, N., & Widagdo, B. (2013). Buku Ajar Produksi Berita Televisi (1st ed.). Lembaga Pengembangan dan Penjaminan Mutu Universitas Diponegoro Semarang.
Kesuma, A,I., & Irwan. (2019). Perempuan Bugis: Dinamika AKtualisasi Gender di Sulawesi Selatan. Makassar: LP2M UNM
Mutmainnah., Ery., & Munira. (2018). Penggunaan bahasa Indonesia dialek Makassar dalam kegiatan pembelajaran di SMA negeri 6 Maros: Kajian sosiolinguistik. Jurnal Ilmu Budaya, 6(2), 230-239
Nussbaum, M. C. (1995). Objectification. Philosophy & Public Affairs, 24(4): 249-291.
Purnama, S. (2010). Elemen warna dalam pengembangan multimedia pembelajaran agama Islam. Al-Bidayah: Jurnal Pendidikan Dasar Islam, 2(1).
Rani, K. (2018). Transformasi nilai kearifan lokal kawin bajapuik pada perkawinan masyarakat minangkabau pariaman. Tesis Program Studi Sosiologi. UPI Bandung: Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.
Vera, N. (2022). Semiotika Dalam Riset Komunikasi (Revisi). Depok: Rajagrafindo Persada.
Wahjuwibowo, I. S. (2018). Semiotika Komunikasi (3rd ed.). Jakarta: Mitra Wacana Media.
Copyright (c) 2024 Mohamad Ibnu Rasyd, Sunarto Sunarto, Sunarto Sunarto
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.