Analisa Queer dalam Film Love, Simon

  • Dizafia Zafira Mayyasya Universitas Indonesia

Abstract

Penelitian ini mengkaji konstruksi masyarakat terhadap LGBT dalam film "Love, Simon" karya Greg Berlanti di Amerika dan Indonesia. Meskipun perbedaan budaya, diskriminasi terhadap LGBT masih muncul dalam film tersebut. Film ini mengeksplorasi makna konotasi, denotasi, serta mitos melalui tiga tokoh utama: Simon, Bram, dan Ethan. Identitas homoseksual mereka dalam film tidak dipengaruhi oleh lingkungan, tetapi merupakan hasil penciptaan diri sendiri tanpa campur tangan eksternal. Analisis identitas homoseksual diungkap melalui performativitas fisik, interaksi verbal, dan tindakan seksual. Ekspresi fisik tokoh gay mencerminkan keberagaman penampilan tanpa standar tertentu. Interaksi verbal mencakup pengakuan orientasi seksual tokoh, seperti Simon yang menyampaikan kepada ayahnya bahwa ia gay. Tindakan seksual dijelaskan melalui pengakuan Simon yang terangsang melihat poster Daniel Radcliffe dan mencium Bram setelah pengakuan identitas Bram sebagai Blue. Temuan ini memberikan wawasan tentang representasi LGBT dalam film serta kompleksitas identitas homoseksual yang mampu menciptakan narasi yang inklusif.

Kata Kunci: Analisa Queer, Film Love Simon

 

References

Alimi, M. Y. (2004). Dekonstruksi Seksualitas Poskolonial: dari Wacana Bangsa Hingga Wacana Agama. LKIS: Yogyakarta

Aziz, S. (2017). Pendidikan Seks Perspektif terapi Sufistik Bagi LGBT. Ngampel: Ernest.

Butler, J. (1990). Gender Trouble: Feminism and the Subversion of Identity. London: Routledge.

Butler, J. (1993). Bodies That Matter, New York: Routledge.

Butler, J. (1993). “Critically Queer”. GLQ: A Journal of Lesbian and Gay Studies, 1. 17-32.

Butsi, F. (2019). Memahami Pendekatan Positivis, Konstrutivis dan Kritis Dalam Metodetember 2 Penelitian Komunikasi. E-Jurnal STIKP Medan. 2(1).

Cass, V. (1979). ‘Homosexual Identity Formation: A Theoretical Model’. Jurnal Homoseksualitas, 4. The Haworth Press.

Debby, K. (2012). Sejarah Dan Pembahasan Teori Queer (kurniadidebby.blogspot.com) l.

Dermawan, A. M. (2016). Sebab Akibat dan Terapi Pelaku Homoseksual. Raheema: Jurnal Studi Gender dan Anak

Hoed, B. H. (2011). Semiotik & Dinamika Sosial Budaya. Depok: Komunitas Bambu.

Jagger, G. (2008). Judith Butler: Sexual Politics, Social Change and the Power of the Performative. Oxon, New York: Routledge.

Kaya, J, B. (2016). Representasi Homoseksual dalam Film The Imitation Game. Jurnal E- Komunikasi Program Studi ilmu Komunikasi Univ. Kristen Petra Surabaya.

Morrisan. (2014). Teori Komunikasi Individu Hingga Massa. Jakarta: KENCANA.

Mulia, S, M. (2010). “Islam dan Homoseksualitas; Membaca Ulang Pemahaman Islam”. Jurnal Gandrung, 1(1).

Ritzer, G. (2014). Teori Sosiologi Dari Sosiologi Klasik sampai Perkembangan Terakhir Postmodern. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rudy. (2016). ‘The Depiction of Homosexuality in American Movies’. Jurnal Ilmu Pendidikan, 28(1), 59-68. Fakultas Keguruan dan Pendidikan UNPRI.

Sasono, R. (2005). Benarkah Film Indonesia Langka Akan Kritik Sosial. Kompas

Sobur, A. (2006). Analisis Teks Wacana: Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik dan Analisis
Framing. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sobur, A. (2009). Semiotik Komunikasi. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Sobur, A. (2016). Semiotika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

UNKRIS. (2012). Kerusahan Stonewell (http://p2k.unkris.ac.id/id3/1-3065-2962/Kerusuhan-Stonewall_123696_p2k-unkris.html. Diakses pada Senin 18 Desember 2022)

Xhonneux, L. (2013). Performing Butler: Rebecca Brown’s Literary Supplements to Judith Butler’s Theory of Gender Performativity. University of Antwerp Journal 54: 292-307. New York: Routledge.
Published
2024-05-19
Abstract viewed = 27 times
pdf downloaded = 10 times