Pesan Moral dalam Drama Korea “It’s Okay not to be Okay”

  • Dzannura Syahda Universitas Telkom
  • Dimas Satrio Wijaksono Universitas Telkom

Abstract

Drama Korea I’ts Okay Not To Be Okay merupakan drama yang sempat ramai di masyarakat Korea dan Indonesia sesuai survei Nielsen Korea. Drama Korea ini mendapati rating puncak tertinggi dengan jumlah 7,6%. Dama Korea It’s Okay Not To Be Okay juga membawa persoalan mengenai kesehatan mental serta mencoba untuk mencari sisi lain dari pengidap autisme yang diperankan oleh tokoh Moon Sang-tae. Drama Korea ini juga mengemas ceritanya dengan baik menggunakan cerita bergenre romance untuk menarik perhatian lebih banyak seperti kebanyakan film atau drama bergenreromance yang populer di kalangan masyarakat. Seperti drama Korea yang sekarang banyak diminati oleh khalayak. Dalam drama Korea tidak hanya menceritakan mengenai percintaan, persahabatan atau permusuhan saja. Drama Korea tersebut juga mempunyai nilai dan pesan moral untuk khalayak yang menyaksikannya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan analisis semiotika Charles Sanders Peirce yaitu segitiga makna yang di dalamnya terdapat representament, object dan interpretant dengan paradigma konstruktivisme. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa drama Korea It’s Okay Not To Be Okay terdapat pesan moral di dalamnya yaitu berupa menghadapi trauma masa lalu, mempunyai simpati dan empati, kasih sayang orang tua, tidak berbohong, menerima dan menghargai perbedaan, jangan terjebak di zona nyaman, jangan egois, rendah hati, mengungkapkan emosi dan perasaan, hidup harus tetap berjalan, keterbukaan diri dan stigma negatif mengenai autisme.  

 

Kata Kunci: Drama Korea, Pesan moral, Semiotika Charles Sanders Peirce

References

Akbar, M. A., Radhiah, & Safriandi. (2021). Analisis Pesan Moral Dalam Legenda Mon Seuribèe Di Gampông Parang Ix, Kecamatan Matangkuli, Kabupaten Aceh Utara. KANDE Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, 2(1), 137–149.

Alfathoni, M. A., & Manesah, D. (2020). Pengantar Teori Film. Yogyakarta: Deepublish Publisher.

Bagus, O., & Weisarkurnai, F. (2017). Representasi Pesan Moral Dalam Film Rudy Habibie Karya Hanung Bramantyo (Analisis Semiotika Roland Barthes). JOM FISIP, 4.

Cangara, H. (2015). Pengantar Ilmu Komunikasi (2nd ed.). Jakarta: Rajawali Pers.

Fauzia, O. H. N. (2021). Analisis Semiotika Kenakalan Remaja Murid Sma Pada Drama Korea “Extracurricular” (Doctoral dissertation). FISIP UNPAS.

Harintasasi, C. (2015). Kwah Ustad Abdul Hafidz: Analisis Wacana Pesan Dakwah Perspektif Teun A. Van Dick (Doctoral dissertation). UIN Sunan Ampel Surabaya.

Nidhom, H. (2021, April 19). Generasi Muda dan Degradasi Moral . Retrieved September 6, 2022, retrieved from: https://www.kompasiana.com/helmi1358/607d36138ede4824324d3dd5/generasi-muda-dan-degradasi-moral

Nisa, I. (2014). Analisis Semiotika Pesan Moral Dalam Film Jokowi.

Prasetya, A. B. (2019). Analisis Semiotika Film Dan Komunikasi. Malang : Intrans Publishing.

Purwasito, A. (2017). Analisis Pesan Message Analysis. THE MESSENGER, 9.

Putsanra, D. V. (2020, August 10). It’s Okay To Not Be Okay Episode 16 Berakhir dengan Rating Terbaik. Retrieved July 31, 2022, from tirto.id website: https://tirto.id/its-okay-to-not-be-okay-episode-16-berakhir-dengan-rating-terbaik-fWVD

Samad, M. (2016). Gerakan Moral: Dalam Upaya Revolusi Mental (1st ed.). Yogyakarta: Penerbit dan Percetakan Sunrise.

Sobur, A. (2018). Semiotika Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Published
2022-12-31
Abstract viewed = 324 times
pdf downloaded = 369 times