Sifat Egois pada 10 Scene Series Layangan Putus

  • Farouq Al Furqon Universitas Telkom Bandung

Abstract

Penelitian ini betujuan untuk melihat realitas, representasi dan ideologi egois yang ada pada film layangan putus. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif guna untuk mendeskripsikan realitas, representasi dan ideologi yang ada pada series layangan putus. Penelitian ini menggunakan teori semiotika milik John Fiske. Subjek pada penelitian ini adalah 10 scane yang terdapat pada series layangan putus. Hasil dari penelitian ini pada level realitas egois digambarkan dengan pemeran yang dalam keadaan ingin menang sendiri dan memikirkan dirinya sendiri. Untuk kode representasinya ditunjukkan dengan pengambilan gambar pada film tersebut sehingga dapat memperlihatkan ekspresi dan raut muka para pemeran. Pada level representasi ditunjukkan dengan pengambilan gambar pada film tersebut sehingga mengetahui detail pada raut muka dan gerak interaksi karakter dalam film tersebut. Pada level ideologi, egois ditunjukkan dengan bentuk verbal maupun non verbal.

 Kata Kunci :  Analisis Teks Media, Egois, Series

References

Agatha, S.T., & Setyanto, A.E. (2021). Representasi egois dalam film “pintu”. Jurnal Komunikasi Masa, 1, 1-18.

Arifin, B. (2021). Novel Layangan Putus, Kisah Pergolakan Cinta yang Sukses Menjadi Serial. Retrieved from pedomantanggerang.com, p. 1.

Bayu. (2014). eJournal Ilmu Komunikasi. ejournal.ilkom.fisipunmul.ac.id, 4.

Bevarlia, A. (2018). Representasi Individualisme (Analisis Semiotika John Fiske Dalam Drama School 2017), 1-10.

Djamarah. (2014). Pola asuh orang tua dan komunikasi dalam keluarga. Jakarta: Rineka Cipta.

Elvinaro. (2017). komunikasi massa suatu pengantar (edisi revisi). Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Fadila, I. (2021). Mengenal Sifat Egois dan Ciri-Ciri yang Dapat Timbul. hellosehat, p. 1.

Fadilah, U. N. (2021). “Analisis Semiotika Representasi Body. 1-141.

Fatima, A. A. (2019). Representasi Nilai Kebangsaan dalam Film Soekarno (Analisis Semiotika John Fiske). http://repository.iainpurwokerto.ac.id/5204/, 39.

Fiske, J. (2007). Cultural and Communication Studies: Sebuah Pengantar. Jakarta: Jalasutra.

Haqqu, R. (2022). Representasi Terorisme dalam Dua Adegan Film Dilan 1990 Dengan Analisis Semiotika John Fiske. Rekam: Jurnal Fotografi, Televisi, Animasi, 18(1), 1-14.

Khomsani, K. T. (2020). Representasi islamphobia dalam film bulan.1-153.

Mulyana. (2014). ilmu komunikasi : suatu pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Pah, T. (2019). Analisis semiotika john fiske dalam tayangan lentera indonesiaepisode membina potensi para penerus bangsa di kepulauan Sula. Journal of Communication Studies, 6(1), 1-22.

Prayudi. (2008). Manajemen Isu Pendekatan Public Relations. Yogyakarta: Pustaka Adipura.

Puspita, D. F. (2018). Analisis semiotika John Fiske mengenai ProTVF, 2(2), 1-15.

Puspita, D. F., & Ratna. (2018). Analisis Semiotika John Fiske Mengenai ProTVF, 2(2), 157-171

Puspitasari, R. (2017, october 5). Manusia Sebagai Makhluk Sosial.

Setiawan, H. (2020). Ideologi patriarki dalam film (semiotika john fiske pada interaksi ayah dan anak dalam film chef). Andharupa: Jurnal Desain Komunikasi Visual & Multimedia, 1-12.

Simanullang, E. P. (2018). Representasi Poligami dalam Film Athirah. 1-15.

Suryabrata, S. (2011). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Syayekti, E. I. (2021). Feminisme dalam film pendek “tilik”.1-80.

Vera. (2014). Semiotika dalam Riset Komunikasi. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.

Wiratama, D. (2013). “Representasi Whiteness Dalam Film “Machine Gun Preacher. Jurnal E-Komunikasi, 1(3), 192.
Published
2022-12-31
Abstract viewed = 101 times
pdf downloaded = 92 times